Aek Si Pitu Dai dalam bahasa Indonesianya adalah "Air Tujuh Rasa", terletak di desa aek sipitu dai kecamtan Sianjur Mulamula sekitar 10 Km dari ibu kota Pangururan.
- Lokasi
Sesuai dengan legenda yang menyatakan bahwa terdapat 7 (tujuh) rasa air pada lokasi Aek Sipitu Dai. Mata air Aek Sipitu Dai ada tujuh. Mata air tersebut berjejer ke sebelah kiri pohon jabi-jabi.
Konon, dari ketujuh mata air ini keluar air dengan cita rasa yang berbeda. Kemudian air yang keluar dari ketujuh mata air berbagung menjadi satu melalui bawah pohon jabi-jabi dan dari sana memancur ke bawah, sehingga disebut Pansur Jabi-jabi Sipitu Dai (Pansur Jabi-jabi Tujuh Rasa).
Lihat: Foto lainnya Aek Si Pitu Dai (Air Tujuh Rasa) di Pulau Samosir, Pangururan.
TENTANG AEK SIPITU DAI (AIR TUJUH RASA)
Adalah satu air dengan tujuh buah pancuran yang masing-masing, pancuran mempunyai tujuh sumber mata air, yang masing-masing mengalir sehingga bergabung menjadi satu aliran dalam satu bak yang panjang, kemudian dari bak yang panjang itu dibuat pancuran yang tujuh itu menjadi tujuh macam pula seperti pada sumber mata airnya padahal telah bergabung dalam bak yang panjang.
Air ini disebut “PANSUR SIPITU DAI” (Pansur Tujuh Rasa), karena pancuran yang tujuh itu mempunyai tujuh macam rasa, ketujuh pancuran ini, dibagi menurut status masyarakat yang ada di Limbong yaitu :
- Pansuran ni dakdanak yaitu tempat mandi bayi yang masih belum ada giginya
- Pancuran ni sibaso yaitu tempat mandi para ibu yang telah tua, yaitu yang tidak melahirkan lagi
- Pansuran ni ina-ina yaitu tempat mandi para ibu yang masih dapat melahirkan
- Pansur ni namarbaju yaitu tempat mandi gadis-gadis
- Pansur ni pangulu yaitu tempat mandi para raja-raja
- Pansur ni doli yaitu tempat mandi para lelaki
- Pansur Hela yaitu tempat mandi para menantu laki-laki yaitu semua marga yang mengawini putri marga Limbong
Munculnya Air tujuh rasa (aek sipitu dai) bermulai dari sebuah kisah Ompung Langgat Limbong yang mana adalah generasi ke dua dari marga Limbong, saat itu sedang mengalami kesusahan. Ia sedang dilanda kehausan yang luar biasa, dan malangnya dia sangat sulit untuk menemukan air.
Ia terus mencari mata air ke sana kemari, namun tidak kunjung satu pun yang menghasilkan air. Ompung Langgat Limbong telah mencapai batasan kehausan dan kelelahannya, hingga akhirnya ia berhenti di suatu tempat, lalu ia berdoa kepada Sang Maha Kuasa agar ia bisa diberikan pertolongan.
Setelah ia berdoa lantas ia menancapkan sebuah tongkat ke permukaan tanah berkali-kali hingga tujuh kali banyaknya. Dan tak lama kemudian, lubang bekas tancapan tongkat dari sang Ompung Langgat Limbong mengeluarkan air. Luar biasanya, air yang keluar dari setiap lubang memiliki rasa yang berbeda.
{alertInfo}Harga Tiket MasukUntuk harga tiket masuk adalah Rp.5.000/orang dan harga parkir standar Rp.2.000 kendaraan roda dua dan Rp.5.000 untuk kendaraan roda empat, jadi gak perlu mahal untuk bisa masuk ke Aek Si Pitu Dai.