HUBA BLOG


Huba Blog adalah Inspirasi yang meledup sesaat ketika terbersit keinginan rasa penasaran ingin tahu, memulai menekuni dan membuat sebuah Blog. Inilah awalnya saya belajar nge-blog dimana posting demi posting akan saya share di blog ini.

Huba Blog merupakan tempat curahan saya ketika tidak ada kesibukan yang mendukung disaat-saat tertentu, bahkan postingan di blog ini adalah kebanyakan perjalanan  kisah  hidup yang nggak jelas banget seolah-olah berlagak sebagai SiBolang sang bocah berkelana yang nggak tentu arahnya.

Nama saya "Valentino Hutabarat" sebagai admin blog ini. Adapun artikel di blog ini, saya kutip dari berbagai sumber dan di tulis berdasarkan pengalaman.  Jika ada kritik dan saran tentang artikel yang ada diblog ini pun saya terima untuk kelangsungan saya nge-blog.

Mungkin kebanyakan dari pembaca dari sekian atau beberapa artikel diblog ini, kebanyakan bingung atau linglung, dan ada mengatakan "Blog yang nggak jelas" atau juga "Kampungan" karena postingan dari beberapa artikel alur ceritanya yang kurang lengkap dan tidak mendukung. Namun begitulah saya, terkadang nggak jelas banget dan nggak jelas aja. Harap dimengerti dan jangan di ikuti. Pembaca bisa simak dan baca sampai selesai artikel di bawah ini:

- Backpacker Style -


sebelum menyebut diri sendiri sebagai backpacker, kita harus tahu pengertian backpacking itu sendiri. Sering saya temui tentang anggapan yang salah mengenai arti dari backpacking itu sendiri, asal kegiatan itu murah, orang sudah menganggapnya backpacking.


Prinsip utama backpacking adalah independent (tidak bepergian bersama kelompok tur), travel light (membawa barang sesedikit mungkin), educated (bersifat mendidik) dan travel cheap (berwisata dengan cara dan biaya yang murah). Lebih spesifik lagi, ada beberapa hal lain yang membedakan backpacker dengan wisatawan biasa.{alertInfo}

Backpacking bisa diartikan sebagai salah satu metode atau cara dalam melakukan perjalanan. Tiap orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk menghabiskan atau memanfaatkan waktu liburnya masing-masing. Ada yang mengunjungi tempat-tempat tertentu seperti tempat belanja atau klub malam. Jadi jangan heran jika ada orang yang rela menempuh perjalanan panjang ribuan kilometer dan sangat melelahkan tentunya hanya untuk berbelanja atau hanya ingin dugem di klub malam saja. Ada juga orang yang hanya bersedia menginap di hotel mewah dan super mahal serta makan di restoran kelas atas. Dan ada juga sebagian orang yang hanya bersedia jalan-jalan secara berkelompok menggunakan jasa agen perjalanan.

Demikian juga dengan para ksatria ber-ransel atau sering kita sebut backpacker. Mereka punya cara sendiri saat jalan-jalan. Backpacker tulen hanya melakukan perjalanan secara mandiri atau independen. Artinya, mereka tidak mau menggunakan jasa agen perjalanan apalagi dengan biaya yang besar. Durasi mereka tinggal di suatu tempat rata-rata juga lebih lama dari wisatawan biasa. Karena itu para backpacker ini selalu memilih untuk tinggal di rumah kenalan atau penginapan dengan akomodasi termurah serta makan di tempat makan sederhana. Pilihan yang serba murah itu dipilih bukan karena mereka tidak mampu (miskin), tapi karena mereka benar-benar paham cara mengatur pengeluaran sehingga uang yang mereka punya benar-benar digunakan untuk hal yang memang diinginkan, bukan karena kemewahan semata. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk merasa malu atau rendah diri saat berperan sebagai backpacker.

Karena tidak menggunakan jasa agen wisata, para backpacker selalu menggunakan transportasi umum yang biasa digunakan oleh penduduk lokal, bukan bus atau minibus yang ada spanduknya. Hal inilah yang menjadi point penting bagi kesan perjalanan backpacker. Karena dengan menggunakan transportasi umum, maka mereka dapat berinteraksi dengan warga lokal sehingga dapat pengalaman baru yang lebih berharga saat berinteraksi dengan penduduk lokal. Bandingkan dengan wisatawan biasa. Selain transporatasi, para backpacker juga memilih untuk makan di tempat biasa seperti warung makan pinggir jalan, pasar atau di pusat keramaian rakyat. Tujuannya ya bisa dapat makanan yang murah meriah dan yang pasti cita rasa makanan yang didapat juga jauh lebih autentik atau orisinil.

Keasikan lain dari backpacker ini adalah mereka memegang kendali penuh tentang jadwal perjalanannya. Tidak seperti wisatawan yang ikut tur yang mempunyai jadwal padat dan telah diatur oleh agen yang telah ditentukan. Jadinya tidak akan menikmati perjalan secara menyeluruh. Durasi tinggal backpacker yang bebas dan jauh lebih lama membuat mereka bebas untuk pergi kemana, kapan berangkatnya atau malah ingin istirahat seharian karena kecapean. Semua bebas gak ada yang mengatur. Backpacker juga harus menghormati budaya penduduk lokal. Mereka dituntut untuk berperilaku santun, mengenakan busana sopan dan tidak berdandan dengan berlebihan karena backpacker sering berinteraksi dengan penduduk lokal. Tidak seperti wisatawan biasa yang biasanya cuek dengan budaya lokal karena memang mereka jarang berinteraksi dengan penduduk lokal. Backpacker sangat menghargai budaya penduduk lokal karena mereka tidak mau mengganggu budaya yang sudah tercipta dan yang pasti tidak ingin diusir gara-gara melanggar norma masyarakat.

Hal utama yang membedakan Backpacker dengan wisatawan biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan. Kerena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang backpacker diwajibkan untuk mencari informasi dan riset secara mendalam dan bahkan berbulan-bulan yang artinya lebih lama dari waktu perjalanannya. Dan hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa serta kondisi sosial tempat-tempat yang akan dikunjungi. Tentu, kegiatan serius itu tidak mengurangi tujuan berlibur, yakni bersenang-senang. Namun, bersenang-senang yang memberi makna tentunya. Sesuatu yang sulit didapat dengan menjadi turis biasa.

Sekian dari saya,  Salam Backpacker Indonesia.
{fullWidth}
Lebih baru Lebih lama