Pulau Metu Debi

Pulau Metu-Debi merupakan salah satu tempat tujuan wisata religius, karena di pulau ini injil pertama kali masuk di Jayapura yang dibawa oleh seorang penginjil asal Maluku bernama Laurents Tanamal pada tahun 1923.Pulau ini kemudian menjadi pusat penyebaran agama Kristen Protestan di Jayapura.Pulau ini juga merupakan tempat yang bersejarah karena merupakan pemerintahan pertama Kampung Tobati dan Enggros.

Pulau Metu Debi


Pulau Metu Debi


Dahulu masyarakat Tobati dan Enggros berasal dari satu kampung yang berpusat di Pulau Metu-Debi.Pulau Metu-Debi sering disebut sebagai lapangan timbul tenggelam, karena pada saat air laut surut, pulau ini terlihat seperti lapangan (hamparan pasir) yang luas dan indah. Kekhasan jenis tumbuhan di pulau ini adalah banyaknya pohon cemara (Casuarina marine) selain kelapa (Cocos nucifera), Ketapang (Terminalia catapa), Pandanus sp, dan lain-lain. Hamparan pantai pasir putih yang indah di pulau ini dapat menjadi salah satu daerah tujuan wisata pantai.

Menuju Pulau Metu Debi


Untuk sampai ke Taman Wisata Teluk Youtefa dengan menggunakan akses darat dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yaitu :
  • Dari Pusat Kota Jayapura ke arah Selatan berjarak ±4km dengan menggunakan ruas jalan Jayapura-Entrop ditempuh dalam waktu 15 menit.
  • Dari Pusat kota Jayapura, dengan menggunakan ruas jalan Jayapura-Abepura ± 13 km ke arah Selatan ditempuh dengan waktu 25 menit.
  • Dan dari Kota Abepura ± 2 Km ke arah Timur yaitu ruas jalan Abepura – Tanah Hitam ditempuh dengan waktu 10 Menit.

Pulau Metu Debi


Potensi Flora dan Fauna
Pada hamparan datar dengan ketinggian tidak melebihi 75 dpl, yang memiliki jenis tanah organosol-aluvial, tepatnya disepanjang pantai tanjung Pie dan tanjung Kaswari yang menghadap ke teluk Youtefa didominasi oleh vegetasi bakau-bakauan. Khusus ditepi barat pantai teluk tersebut, setelah bakau-bakauan, juga dijumpai adanya pohon konifer dari jenis kaswari marin. Sedangkan diseberang tanjung Pie dan Kaswari bagian utara yang menghadap ke teluk Yos Soedarso didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nutcifera L) dan juga terdapat ketapang (Terminalia cattapa), Pandanus sp, Callophyllum inophyllum, Baringtonia asiatica. 

Pada areal perbukitan yang memiliki jenis tanah latosol, banyak ditemukan vegetasi pioneer seperti tumbuhan dari jenis Intsia bijuga, Pometia sp,Ficus benjamina, jenis pandanus, pinang, tumbuhan perdu serta beberapa jenis paku-pakuan dan jenis angrek-angrek seperti Dendrobium sp, Gramatophyllum papuana, Bulbophyllum sp.

Pada kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa terdapat beberapa jenis fauna yang meliputi aves, reptilia, insekta dan mamalia yang merupakan satwa eksotik.Beberapa jenis satwa dari kelompok aves antara lain Alap-alap (Haliastur Indus), Nuri merah kepala hitam (Lorius lori), Burung Raja udang dan beberapa jenis burung laut lainnya. Jenis-jenis reptil yaitu Liasis sp, Candoia sp, Varanus sp. Jenis-jenis serangga yaitu laba-laba, kumbang dan kupu-kupu. Sedangkan jenis satwa eksotik yaitu kera ekor panjang (Macaca fasicularis).

Pemukiman
di Pulau Metu Debi


Sosial Budaya
Terdapat 3 (tiga) kampung pada kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa yaitu : Kampung Tobati merupakan kampung yang pertama ada sejak zaman dulu, kemudian kampung ini pecah menjadi dua. Kampung kedua ini disebut Enggros yang berasal dari kata Injros yang berarti kampung kedua. Sedangkan Kampung Nafri merupakan perkampungan baru, yaitu penduduknya berasal dari pergunungan yang berpencar-pencar. Namun dulunya mereka mempunyai satu pemerintahan yaitu Metu Debi yang merupakan pusat pemerintahan tiga kampung tersebut.

Kelompok kekerabatan paling kecil di kampung Tobati dan Enggros disebut keluarga Batihatau Rumbeici (bahasa lokal) . Disini pertama kali seseorang belajar proses internaliasi dan sosialisasi. Selain Rumbeici ada kelompok kekerabatan yang lebih besar dimana garis keturunan diurut mellalui garis laki-laki (Patrilineal). Kelompok kekerabatan ini disebut Metuawici atau klan. Dalam satu klan tidak diijinkan saling kawin mengawini sebab menurut adat dianggap tabu. Didaerah Teluk Yos Sudarso ada kurang lebih 26 Metuawici (koentjaraningrat dan bachtiar, 1963).

Klan (suku) yang terdapat di Kampung Tobati adalah Klan Hamadi, Ireuw, Dawir, Haay, Hababuk, Meraudje, Hasor, Injama, Affar, Mano dan Sremsrem. Ada 2 klan besar yang mengepalai kampung yaitu Klan Hamadi dan klan Ireuw.

Sedangkan klan yang terdapat di kampung Enggros yaitu : Klan Sanyi, Drunyi, Semra, hanasbey, Samay, Haay, Hababuk, Meraudje, Itaar dan Feep. Setiap Klan mempunyai pimpinan Klan sendiri, Kepala Klan berada dibawah kekuasaan ondoafi besar (Charsori) dan Ondoafi kampung.

Klan yang terdapat di Kampung Nafri adalah Klan (suku) Awi, Awinero, Fingkrew, Tjoe, Uyo, Taniauw, Mramra, Khai, Hanasby, Sibri dan Wamiauw. Kepala pemerintahan adatnya disebut Ondoafi, ada dua ondoafi yaitu ondoafi Wakre dan Ondoafi Sembekra yang berasal dari Suku Awi.

1 Komentar

  1. Siapa yang membawa injil masuk di metu-debi.tgl tahun harus jelas

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama